MATEMATIKA-MATEMATIKA-MATEMATIKA
- Selimut kan barang yang jarang ganti-ganti pak, nanti kalau semua orang sudah pada pakai terus gimana pak..?coba kalau ada selimut yang "fast moving"
- Orang yang mau pakai selimut kan enggak banyak Pak, kalau nanti pasar sudah jenuh bagaimana..?
Hahaha..email-email yang seperti ini banyak mampir ke inbox kami dan sebulannya lebih dari 10 pertanyaan yang sama seperti ini nampaknya.
Terlihat jelas sekali sahabat-sahabat saya sering sekali mengkaitkan bisnis seolah-olah sama dengan ilmu probabilitas, ilmu aritmatika, yang mereka dapatkan semenjak SMP.
Sudah begitu, kadang asumsi-asumsi yang mereka gunakan juga sangat sederhana seolah olah misalnya :
- Pasar itu hanya ada di kanan kiri mereka dengan radius kurang dari 100 meter, sehingga mereka akan kebingungan setelah temen-temen sekantor sudah beli semua, saudara-saudara dan tetangga sudah beli.
- Seolah-olah semua orang sudah melek internet dan seluruh orang indonesia sudah tahu selimut jepang
- Seolah-olah dunia ini stagnan, berhenti, jumlah penduduk enggak nambah..hehehe
- dll...
Kalau orang-orang yang seperti ini langsung bertemu dan bertatap muka dengan saya, saat itu juga saya bisa menjelaskan bahwa banyak "asumsi-asumsi salah" tapi selalu digigit kuat padahal disisi yang lain semangat bisnisnya menggebu-gebu...jadinya 'crowded' deh...maunya bisnis tapi malah lari ditempat kayak orang lari di 'treadmill.'
Berikut ini saya akan tuliskan contoh penjelasan saya kepada salah seorang agen yang MATEMATIS BANGET hehehe..namanya saya rahasiakan ya, sebut saja Pak Agus..:
Pak Agus bertanya "Selimut kan barang yang jarang ganti-ganti pak, nanti kalau semua orang sudah pada pakai terus gimana pak..?, ini yang membuat saya maju-mundur mau bikin outlet"
"Begini pak Agus, sampeyan bicara probabilitas pasar menggunakan matematika ya...baiklah saya juga akan menjelaskan kepada anda memakai ilmu matematika versi saya, dan ketahuilah dulu saya rajin banget baca-baca buku eksakta, bahkan soal-soal ujian saya kadang sampai hafal, SMA nilai ujian Matematika saya 100, dan ketika kuliah di Teknik Mesin UGM dulu, ada banyak matematika, ada matematika 1,2,3,4 dan saya semuanya dapat A" hehehe...saya sengaja sombong sedikit agar beliau yang matematis ini 'setuju' pada apa yang akan saya sampaikan
"Bukannya cerdas pak , tapi saya kuat membaca buku matematika sampai puluhan kali, sedangkan kawan-kawan saya kadang membaca 1 kali aja bosen..hehehe..." kata saya
Selama 3 tahun saya menjalani bisnis selimut ini saya memiliki banyak fakta yang menarik
- "Jika ada orang memiliki uang cukup, dan mereka mau beli selimut, maka 75% lebih dari mereka akan mau dan setuju membeli produk kita, meski di depan mereka banyak pilihan selimut, asalkita bisa menjelaskan. Apakah ini benar..?", beliau mengangguk bahwa yang saya katakan benar...
- "Jika ada 10 (sepuluh) Ibu-ibu, apalagi yang punya anak atau ABG, meski pada pada awalnya tidak butuh selimut, karena tinggal di tempat panas, ASALKAN MEREKA PUNYA UANG, saya yakin separuh dari mereka, atau 50% pasti mau beli selimut kita asal sudah menyentuh dan tahu keistimewaaanya, apakah ini benar juga..?, Pak Agus mengangguk lagi setuju.
- Pada kasus yang ke-2, ada 10 ibu-ibu, tidak butuh selimut, tinggal ditempat panas, MEREKA TIDAK PUNYA UANG, saya yakin 2 atau 3 diantara mereka tetep mau beli meski mereka harus membayar nyicil. Apakah ini benar lagi" Pak Agus menjawab benar, dan beliau ternyata mengalami sendiri banyak konsumen yang begitu..
"Kalau nomor 1,2,3 benar, kira-kira masuk akal enggak, misalnya secara random, alias secara garis besar, atau secara 'gebyah uyah' (bahasa jawa) atau SECARA UMUM, diantara 200 orang yang kita tawari selimut Jepang, asal mereka menyentuh dan tahu betapa barang ini istimewa, pasti ada 5 orang yang mau membeli produk ini" tanya saya makin kedalam
"Benar sekali pak masuk akal , saya 100% setuju setuju dengan asumsi itu, bahkan bisa lebih menurut saya tidak hanya 5 tapi bisa 10 orang yang mau diantara 200 orang" jawab Pak Agus..
"Kalau pakai asumsi anda itu, diantara 200 ada 10 orang yang mau beli, maka diantara 230juta penduduk di Indonesia, asumsinya kita bisa menjual sampai 10 juta selimut.! Benar kan.."
"Iya, benar sekali pak" kata pak Agus
"Tahukan anda, sehebat-hebatnya saya jualan selimut, sebulan belum sampai 10ribu lembar pak. Jika suatu saat nanti katakanlah saya bisa menjual sebulan 20ribu lembar selimut ke agen-agen misalnya, maka untuk memenuhi orang yang ke 10 juta, butuh waktu 500bulan.! alias 41 tahun..! " Kata saya
Dan pak Agus bergumam "besar sekali peluangnya ya..."
"Dalam rentang 41 tahun, orang yang pertama kali mendapat selimut, bisa jadi sudah punya anak 3 atau empat, yang butuh selimut lagi, padahal dulu bisa jadi dia mendapat selimut kita saat masih balita..! hehehe.....jadi gimana peluang kita BESAR SEKALI kan pak..?" kata saya dengan puas karena telah menjelaskan dengan ilmu matematika juga...
Dan saya sangat senang sekali, karena Pak Agus terlihat amat puas, dan saya memberikan pesan, agar jangan memagari diri sendiri, dengan pagar yang amat kuat namun tidak kasat mata. Kita sering memagar bahwa pasar kita hanya teman, kantor, tetangga, saudara...padahal SELURUH DUNIA ADALAH PASAR KITA..karena kita adalah bagian dari penduduk dunia.
"Pilihlah untuk memiliki mindset bahwa saya adalah penduduk dunia"
Semoga anda terinspirasi..
Salam FUNtastic..!
Hadi Kuntoro
6 komentar:
Wah ceritanya membuka pikiran saya pak,saya juga sebelumnya selalu mengukur denganmatematika..
Thanks for the share
Mantab Pak Hadi!
Bukan main!!!
Dahsyat... Pak...
Inspirasi dan Motivasi yang Mantabss...
TeTaP SeManGaT..!!!
Rudi
luar biasa pak hadi.......
memang kalo bisnis itu gak bisa selalu pake akal n hitungan ya.....
Dari pengalaman saya yang baru 2 bulan jual selimut, rasionya bukan 10 : 200 orang, tapi 8 : 10 orang. artinya dari 10 orang yg ditawari, 8 orang biasanya ngambil. itupun 1 orang bukan hanya 1 selimut, kadang lebih..
Post a Comment